Home »
Artikel
» Hari Batik Nasional Diperingati Setiap 2 Oktober
Hari Batik Nasional Diperingati Setiap 2 Oktober
Ditulis oleh admin pada 2 Oktober 2012 | 04.50
Kamu punya batik? Tentu dong. Meskipun cuma satu potong dan khusus
dipakai buat kondangan, setidaknya batik sudah tersimpan di setiap
lemari dan dimiliki oleh 230 juta rakyat negeri ini.
Itu artinya, semua orang Indonesia memang punya alasan untuk menyebut
batik sebagai bagian dari kebudayaan individual. Katakan ada orang tidak
suka batik. Mungkin karena coraknya atau bahannya yang kurang berkenan
di hati. Tapi begitu dia datang ke satu acara resepsi dan mendapati
banyak orang berbatik ria, besoknya dia terpaksa atau dipaksa
pasangannya untuk pakai batik.
Batik tentu harus dianggap sebagai barang istimewa. Apalagi setelah
badan kebudayaan PBB UNESCO mengukuhkan batik sebagai warisan budaya
Indonesia, Jumat (2/10) besok. Setiap negara bahkan punya busana
tradisional yang mencerminkan pakaian khas negara tersebut.
Filipina punya Barong. Orang Arab dikenal dengan busana Dishdasha dan
konon bangsa Kuwait paling memperhatikan detil corak alias paling
fashionable. Trus ada Kimono yang dipakai turun-temurun oleh bangsa
Jepang, sementara orang Cina punya baju khas berkerah Shanghai.
Langkah pemerintah menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik
Nasional terkait pengakuan dunia terhadap batik sebagai bagian dari
budaya negeri ini sudah tepat. Sekarang tinggal kita mendukung dan
menunjukkan kebanggaan kita terhadap batik.
Satu-satunya cara adalah dengan memakai batik sesering mungkin, tidak
hanya untuk kondangan tapi juga untuk acara resmi dan formal lainnya–di
lingkungan kantor atau sekolah. Dan besok akan menjadi momen penting
bagi kita untuk memulai tekad membumikan batik ke seluruh negeri.
Jadi, besok jangan lupa pakai batik ya. Buat yang mau jalan-jalan,
berangkat ke kantor, sekolah, kampus, ke pengajian, bertemu dengan teman
atau ke mana pun dan apapun acaramu seharian besok, pastikan batik
nempel di badan.
Buat memeriahkan batik di dunia maya, pasang juga foto batikmu sebagai
foto profil di blog, Facebook, Twitter, Frienster dan juga Gravatar biar
keluar di semua kolom komentar.
Hari ini, 2 Oktober 2012, bangsa Indonesia akan memperingati Hari Batik
Nasional. Ditetapkannya tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional
bukan tanpa cerita. Tiga tahun lalu, tepatnya pada 2 Oktober 2009, batik
diresmikan oleh UNESCO sebagai ‘Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan
dan Nonbendawi’ milik Indonesia. Bicara tentang batik, pasti bicara juga tentang etimologinya. Batik,
berasal dari kata ‘ngembat (disingkat mbat)’ dan titik (tik)’. Kedua
kata ini bermakna ‘melontarkan titik’. Artinya, kegiatan membatik sama
dengan melemparkan atau melontarkan titik demi titik pada sebuah kain
yang berwarna putih. Batik sendiri berkembang sejak zaman Majapahit dan masa-masa awal
persebaran Islam di tanah Jawa. Pada awalnya, batik bersifat eksklusif,
hanya dibuat dan dikenakan untuk kalangan keraton. Namun, seiring dengan
perjalanan waktu, penggunaan batik meluas hingga ke kalangan rakyat
jelata. Perkembangan batik dewasa ini pun sudah sangat pesat. Pada tahun
1960-an, penggunaan baju batik dilakukan sebagai pakaian resmi non-Barat
khas Indonesia. Dan kini, ia tidak hanya dianggap sebagai pakaian resmi
atau formal. Bukan pula pakaian orang-orang tua yang dipakai ketika ada hajatan. Bukan hanya pakaian ‘resmi’ di kantor setiap hari Jumat. Inovasi demi
inovasi, membuat kalangan muda tidak hanya tak malu dengan batik,
tetapi juga bangga mengenakannya. Kala memakai batik, ada segenggam
kebanggaan terhadap Indonesia di dalamnya. Nah, esok hari, ketika mengenakan batik untuk merayakan Hari Batik
Nasional, layak jika secercah asa menyala. Jangan sampai kita hanya
ikut-ikutan kebanyakan orang dan mengatasnamakan ‘cinta tanah air’ kala
memakai batik. Identitas. Ya, batik sudah menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Dan, para pemakainya juga hendaknya tak pernah melupakan akar budaya
kita: kesantunan, keramahan, dan kegotongroyongan di negeri ini.
Kerukunan di atas segala perbedaan, seperti halnya beragamnya corak
batik. Memakai batik, adalah menjadi Indonesia yang sesungguh-sungguhnya
Indonesia.
Itu artinya, semua orang Indonesia memang punya alasan untuk menyebut batik sebagai bagian dari kebudayaan individual. Katakan ada orang tidak suka batik. Mungkin karena coraknya atau bahannya yang kurang berkenan di hati. Tapi begitu dia datang ke satu acara resepsi dan mendapati banyak orang berbatik ria, besoknya dia terpaksa atau dipaksa pasangannya untuk pakai batik.
Batik tentu harus dianggap sebagai barang istimewa. Apalagi setelah badan kebudayaan PBB UNESCO mengukuhkan batik sebagai warisan budaya Indonesia, Jumat (2/10) besok. Setiap negara bahkan punya busana tradisional yang mencerminkan pakaian khas negara tersebut.
Filipina punya Barong. Orang Arab dikenal dengan busana Dishdasha dan konon bangsa Kuwait paling memperhatikan detil corak alias paling fashionable. Trus ada Kimono yang dipakai turun-temurun oleh bangsa Jepang, sementara orang Cina punya baju khas berkerah Shanghai.
Langkah pemerintah menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional terkait pengakuan dunia terhadap batik sebagai bagian dari budaya negeri ini sudah tepat. Sekarang tinggal kita mendukung dan menunjukkan kebanggaan kita terhadap batik.
Satu-satunya cara adalah dengan memakai batik sesering mungkin, tidak hanya untuk kondangan tapi juga untuk acara resmi dan formal lainnya–di lingkungan kantor atau sekolah. Dan besok akan menjadi momen penting bagi kita untuk memulai tekad membumikan batik ke seluruh negeri.
Jadi, besok jangan lupa pakai batik ya. Buat yang mau jalan-jalan, berangkat ke kantor, sekolah, kampus, ke pengajian, bertemu dengan teman atau ke mana pun dan apapun acaramu seharian besok, pastikan batik nempel di badan.
Buat memeriahkan batik di dunia maya, pasang juga foto batikmu sebagai foto profil di blog, Facebook, Twitter, Frienster dan juga Gravatar biar keluar di semua kolom komentar.
Hari ini, 2 Oktober 2012, bangsa Indonesia akan memperingati Hari Batik Nasional. Ditetapkannya tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional bukan tanpa cerita. Tiga tahun lalu, tepatnya pada 2 Oktober 2009, batik diresmikan oleh UNESCO sebagai ‘Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi’ milik Indonesia.
Bicara tentang batik, pasti bicara juga tentang etimologinya. Batik, berasal dari kata ‘ngembat (disingkat mbat)’ dan titik (tik)’. Kedua kata ini bermakna ‘melontarkan titik’. Artinya, kegiatan membatik sama dengan melemparkan atau melontarkan titik demi titik pada sebuah kain yang berwarna putih.
Batik sendiri berkembang sejak zaman Majapahit dan masa-masa awal persebaran Islam di tanah Jawa. Pada awalnya, batik bersifat eksklusif, hanya dibuat dan dikenakan untuk kalangan keraton. Namun, seiring dengan perjalanan waktu, penggunaan batik meluas hingga ke kalangan rakyat jelata.
Perkembangan batik dewasa ini pun sudah sangat pesat. Pada tahun 1960-an, penggunaan baju batik dilakukan sebagai pakaian resmi non-Barat khas Indonesia. Dan kini, ia tidak hanya dianggap sebagai pakaian resmi atau formal. Bukan pula pakaian orang-orang tua yang dipakai ketika ada hajatan.
Bukan hanya pakaian ‘resmi’ di kantor setiap hari Jumat. Inovasi demi inovasi, membuat kalangan muda tidak hanya tak malu dengan batik, tetapi juga bangga mengenakannya. Kala memakai batik, ada segenggam kebanggaan terhadap Indonesia di dalamnya.
Nah, esok hari, ketika mengenakan batik untuk merayakan Hari Batik Nasional, layak jika secercah asa menyala. Jangan sampai kita hanya ikut-ikutan kebanyakan orang dan mengatasnamakan ‘cinta tanah air’ kala memakai batik.
Identitas. Ya, batik sudah menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Dan, para pemakainya juga hendaknya tak pernah melupakan akar budaya kita: kesantunan, keramahan, dan kegotongroyongan di negeri ini. Kerukunan di atas segala perbedaan, seperti halnya beragamnya corak batik. Memakai batik, adalah menjadi Indonesia yang sesungguh-sungguhnya Indonesia.
Sumber : Dari berbagai sumber