Gubernur Jateng Bibit Waluyo saat panen raya di Boyolali, Kamis (4/10/2012) |
Demikian
ditegaskan Gubernur Jateng, Bibit Waluyo, di sela-sela panen raya di
Dukuh Ngeprek, Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Kamis
(4/10/2012).
Mundurnya musim hujan tersebut, dijelaskan Bibit,
berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
yang menyatakan hujan mulai turun pada November mendatang.
“Sesuai
perkiraan BMKG tersebut, musim hujan mundur hingga November mendatang.
Sehingga para petani diimbau untuk menyesuaikan kondisi tersebut dengan
mengubah pola tanam padi. Kalau biasanya Oktober sudah mulai tanam, maka
diharapkan penanaman padi secara serentak dimulai Novpember,” papar
Bibit.
Bibit menambahkan dengan pola tanam padi serentak pada
November tersebut, diharapkan dapat mengatur ketersediaan air untuk
tanaman padi tersebut, sekaligus untuk kepentingan pengelolaan
waduk-waduk besar di Jateng, di antaranya Waduk Kedung Ombo, Boyolali
dan Gajah Mungkur Wonogiri. Di samping itu, penanaman padi serentak
diyakini dapat mencegah serangan hama terhadap tanaman padi.
Dengan perubahan pola tanam itu pula, Bibit berharap dapat dilakukan pengaturan penggunaan air waduk seefisien mungkin.
”Supaya
tidak terjadi salah perhitungan dan menyebabkan air waduk habis,
sementara hujan belum juga turun. Diharapkan dengan langkah ini
waduk-waduk besar di atas dapat memberikan kontribusi yang efisien dan
maksimal,” katanya.
Terkait pengaturan tersebut, Bibit meminta
para kepala daerah, kepala dinas pertanian, Pengelola Sumber Daya Air
(PSDA), Balai Besar, dan kelompok tani untuk berembuk bersama dalam
menyiasati musim kemarau panjang ini.
“Ya supaya tidak sampai terjadi kewalahan dalam mencukupi kebutuhan air untuk pertanian,” terang Bibit.
Labih
lanjut dia menjelaskan, pemunduran jadwal MT I ini tidak sampai
mempengaruhi ketahanan pangan khususnya beras di Jateng. Pasalnya saat
ini Jateng masih mampu swadaya beras sebanyak 2,9 juta ton. Selain itu,
jika normalnya MT I masuk musim panen pada Januari, maka dengan
kemunduran ini panen raya akan terjadi akhir Februari atau Maret.
Sementara
itu Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Dipertanbunhut)
Kabupaten Boyolali, Bambang Purwadi menyatakan pihaknya telah mengimbau
agar para petani memulai masa tanam mulai November nanti.
”Dari
kami sudah sampaikan kepada para petani, agar menunda penanaman padi
karena menurut perkiraan BMKG, hujan mulai merata mulai November,” kata
Bambang.