Seorang balita anak pedagang wedang ronde, Revan Cahyo Saputro umur
3,4 Tahun membuat gempar masyarakat Gudang Kapuk, Siswodipuran,
Boyolali, tempat dia tinggal. Pasalnya balita yang belum bersekolah itu
sudah bisa membaca tulisan bahasa Indonesia dan Inggris. Kepandaian
Revan membaca ini diketahui orangtuanya, pasangan Purwanto dan Lucia
Ardian Sari, diketahui saat berusia 3 tahun.
Seperti layaknya anak seusia Revan, lincah, cerdas dan mengemaskan,
itulah yang terlihat saat pertama kali bertemu dengan balita aneh ini.
Butuh waktu satu jam dan sebuah buku dongeng untuk membujuk dia mau
memperlihatkan kehebatanya membaca tulisan. Meski agak cedal, tapi Revan
tanpa kesulitan dan mengeja membaca sebuah kata di surat kabar yang
disodorkanya.
“Saya tidak pernah mengajari dia mengeja kalimat, yang kita ajarkan hanya huruf-huruf saja, dia bisa dengan sendiri membaca tiap kata tanpa mengejanya,” ungkap Purwanto, sang ayah bangga ditemui di warung wedang rondenya, Sabtu ( 27/10).
Awal keanehan anak keduanya tersebut, seperti diceritakan sang bunda, Lucia, saat Revan tidak diberi ASI (Air Susu Ibu). Saat itu, Revan tidak pernah tidur malam. Bila tidur itupun sudah dini hari atau sekitar jam 4.00WIB. Nah selama tidak tidur, Revan selalu minta buku dan pencil.
“Minta buku dan pencil, tidak tahu untuk apa, sejak itu dia bisa membaca,” tutur Lucia yang tidak khawatir dengan kondisi anaknya itu.
Sayangnya, sebagai pedagang wedang ronde, keinginan orangtua Revan untuk memasukkan ke PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) belum bisa dilakukan karena keterbatasan biaya. Selama ini, kedua orang tuanya yang mengajari Revan untuk membaca tulisan, baik itu di buku, surat kabar, spanduk maupun papan reklame.
“Saya tidak pernah mengajari dia mengeja kalimat, yang kita ajarkan hanya huruf-huruf saja, dia bisa dengan sendiri membaca tiap kata tanpa mengejanya,” ungkap Purwanto, sang ayah bangga ditemui di warung wedang rondenya, Sabtu ( 27/10).
Awal keanehan anak keduanya tersebut, seperti diceritakan sang bunda, Lucia, saat Revan tidak diberi ASI (Air Susu Ibu). Saat itu, Revan tidak pernah tidur malam. Bila tidur itupun sudah dini hari atau sekitar jam 4.00WIB. Nah selama tidak tidur, Revan selalu minta buku dan pencil.
“Minta buku dan pencil, tidak tahu untuk apa, sejak itu dia bisa membaca,” tutur Lucia yang tidak khawatir dengan kondisi anaknya itu.
Sayangnya, sebagai pedagang wedang ronde, keinginan orangtua Revan untuk memasukkan ke PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) belum bisa dilakukan karena keterbatasan biaya. Selama ini, kedua orang tuanya yang mengajari Revan untuk membaca tulisan, baik itu di buku, surat kabar, spanduk maupun papan reklame.
Sumber : http://www.timlo.net/baca/41839/revan-umur-34-tahun-sudah-bisa-membaca/
0 Comments
