Selamat Datang di Ngemplak Go Online. Untuk menampilkan info anda di sini, silakan hub : 0896 8881 7900
Home » » Kata-kata yang Tidak Boleh Dikatakan pada Anak

Kata-kata yang Tidak Boleh Dikatakan pada Anak

Ditulis oleh Abu Jundi pada 4 November 2012 | 02.46

Menjadi orang tua memang bukanlah perkara yang mudah. Banyak hal yang harus dijaga dan dipertimbangkan agar tidak memberikan pengaruh buruk buat anak. Termasuk kata-kata yang diucapkan pada anak. Seringkali orang tua berucap mengenai hal yang tak seharusnya ia ungkapkan kepada anaknya. Sedang sibuk, bertengkar dengan suami atau istri, dan banyak hutang adalah beberapa keadaan yang biasanya melatarbelakangi hal tersebut. Dikutip dari Wolipop, berikut adalah beberapa hal yang sebaiknya tidak diucapkan orangtua kepada anaknya :
Pergi! Mama ingin sendiri dulu!
Suzette Haden Elgin, Ph.D., pendiri Ozark Center for Language Studies mengatakan bahwa jika para orang tua mengucapkan ini, anak-anak akan berpikir tidak ada gunanya untuk berusaha berbicara kepada orang tuanya karena mereka selalu diusir.
Saran :
Akan lebih baik kalau anda mengatakan “Nak, ada yang harus ibu selesaikan dulu, jad ibu ingin kamu menggambar dulu sendiri ya beberapa menit. Kalau ibu sudah selesai, ibu akan menyusul.”
Kamu itu...!
Menghakimi anak adalah jalan pintas untuk mengubah mereka. Jika orang tua mengatakan “Kamu itu memang pemalas, “, maka secara tidak langsung mereka akan ikut melabeli dan menganggap dirinya memang pemalas, parahnya mereka yakin bahwa hal tersebut tidak dapat diubah.
Saran :
Jika ingin mengubah tingkah anak, lebih baik katakan secara jelas dan spesifik mengenai apa yang sebaiknya mereka lakukan dan apa yang sebaiknya tidak mereka lakukan. Jangan pernah sekalipun menghakimi mereka.
Jangan menangis!
“Jangan sedih!” atau “Jangan seperti anak kecil!” merupakan variasi lain dari kalimat di atas. Perlu diketahui, anak-anak belum bisa menyalurkan emosinya melalui kata-kata. Mereka tertawa ketika senang, dan sudah pasti mereka menangis ketika sedih. Jadi, menangis merupakan hal yang lumrah bagi mereka.
Saran :
Cobalah pahami emosi atau kesedihan mereka. Contoh : “Ibu tahu kamu takut kalau sekolah tidak ditemani ibu. Tapi di sana ada ibu guru dan teman-teman yang nemenin kamu. Kalau kamu masih belum berani, ibu akan tunggu di luar dan kamu bisa bertemu dengan ibu kapanpun kamu mau. Ibu janji nggak akan ninggalin kamu sendirian”.
Kenapa kamu tidak seperti dia?
Membanding-bandingkan anak bukanlah cara yang efektif untuk mengubah perilakunya. Anak memiliki fase tersendiri untuk belajar, memiliki temperamennya masing-masing, dan juga kepribadian yang pasti berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Saran :
Berikan apresiasi dan pujian setiap mereka melakukan hal yang baik. Ini akan mendorongnya untuk melakukan lagi hal tersebut.
Lho, hanya begini hasilnya?
Sama seperti membandingbandingkan, anak juga pasti akan sakit hati jika orang tuanya mengatakan kalimat ini kepadanya. Belajar adalah suatu proses untuk mencoba dan melakukan kesalahan hingga anak akhirnya berhasil untuk menguasai suatu hal. Kalimat ini tidak akan menyemangatinya untuk terus menguasai hal tersebut, malah hanya akan menyakiti dan membuatnya malas kembali belajar.
Saran :
Jika anak terus melakukan kesalahan, berikan mereka semangat dengan berkata “Sepertinya akan lebih baik jika kamu menyelesaikannya dengan cara seperti ini”. Kalimat ini akan jauh lebih memotivasinya untuk dapat menguasai suatu hal.
Berhenti, atau...
Kalimat di atas merupakan salah satu bentuk ancaman. Jika orang tua sering mengatakan ini kepada anak, cepat atau lambat ancaman ini tidak akan berpengaruh lagi dan bahkan mereka akan menganggap ancaman sebagai suatu hal yang biasa.
Saran :
Jangan lagi memberinya ancaman. Akan lebih efektif untuk menerapkan taktik seperti memberikan pengarahan, menjauhkan anak dari situasi serupa, atau memberinya time-out.
Hebat!
Memang, tidak ada salahnya untuk memuji anak. Tapi kesalahan dari suatu pujian adalah ketika orang tua memuji untuk tingkah laku anak yang biasa saja. Misalnya, pengucapan kalimat “Wah, kamu sangat hebat!” kepada anak yang telah terbiasa menghabiskan susunya setiap hari. Anak-anak dapat membedakan mana pujian yang dilontarkan untuk sesuatu yang sederhana, dan pujian untuk suatu tingkah lakunya yang memerlukan usaha lebih.
Saran :
Lebih baik, berikan pujian untuk usaha keras yang telah anak lakukan seperti menyelesaikan pekerjaan rumah yang sulit. Bisa juga pada hal yang jarang dilakukan dan sekarang mereka berhasil melakukannya. Pujian yang spesifik membuat anak lebih termotivasi untuk melakukan tingkah laku tersebut.

Sumber : http://www.koranjitu.com/lifestyle/tips-tips/tips-tips%20seputar%20pekerjaan/detail_berita.php?ID=7517
Bagikan artikel ini :
Comments
0 Comments

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Ngemplak Go Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger