Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali mengimbau masyarakat
waspada terhadap cuaca ekstrim dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi
itu memungkinkan munculnya berbagai macam penyakit menular, seperti
demam berdarah dengue (DBD) dan chikungunya.
Meskipun hujan sudah
beberapa kali turun di beberapa wilayah di Kota Susu sejak pertengahan
Oktober lalu, Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali, Syamsudin, memprediksi
intensitasnya baru mulai tinggi Desember mendatang.
“Sesuai
prediksi BMKG [Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika] bahwa musim
hujan di Jateng akan mundur sampai sekitar Desember. Ya mungkin
pertengahan Desember. Yang perlu diwaspadai adalah saat menjelang musim
hujan seperti ini, dengan kondisi cuaca ekstrim, memungkinkan munculnya
berbagai penyakit,” ujar Syamsudin kepada wartawan di Boyolali, Jumat
(9/11/2012).
Salah satu langkah yang diambil Dinkes, kata
Syamsudin, adalah dengan menyiagakan menyiagakan 29 Puskesmas di
Boyolali, serta persediaan obat-obatan yang memadai. “Kami juga
mengimbau masyarakat melalui kegiatan sosialisasi dan penyuluhan,
terutama untuk menggalakkan PHBS [perilaku hidup bersih dan sehat], 3M
plus [menguras, mengubur dan menutup] serta gerakan pemberantasan sarang
nyamuk (PSM),” imbuh dia.
Kewaspadaan itu untuk mengantisipasi
merebaknya penyakit menular seperti DBD dan chikungunya yang
dimungkinkan muncul periode Desember-Februari. Puncaknya, diprediksi
terjadi saat hujan sudah mulai turun secara intens yakni sekitar
Februari mendatang.
Dari catatan Dinkes, ada 58 desa di 11
kecamatan termasuk daerah endemis DBD, di antaranya wilayah Kecamatan
Boyolali Kota, Kecamatan Ngemplak, Kecamatan Sambi, Kecamatan Mojosongo,
Kecamatan Teras, dan Kecamatan Simo. Menurut data tahun 2011, tercatat
tiga warga yang terserang DBD meninggal dunia, dengan total jumlah
penderita mencapai 73 orang.