Berubahnya Gunung Merapi pasca letusan tahun 2010 harus segera
disosialisasikan ke masyakat sekitar. Pasalnya, bila perubahan kharakter
Merapi ini tidak segera disosialisasikan segera akan menjadi bencana
besar bila Merapi meletus. Selama ini masyarakat di lereng Merapi
menghafal bila terjadi letusan,yaitu dengan ditandai erupsi.
Relawan Jaringan Lingkar (Jalin) Merapi, Mujianto mengatakan,
perubahan kharakter pada Merapi sudah mulai dirasakan sejak tahun 2011
lalu, atau setahun setelah erupsi. Perubahan tersebut semakin kentara
dengan hilangnya puncak Merapi akibat longsor. Perubahan yang terjadi
dimana saat ini Merapi lebih sering mengeluarkan embusan atau asap
Sulfatara. Embusan yang terjadi ini diakibatkan puncak Merapi saat
berbentuk seperti topi.
“Masyarakat harus segera tahu perubahan kharakter Merapi, kondisi
sekarang lebih sering mengeluarkan asap atau embusan, itu harus
disosialisasikan ke masyarakat di lereng Merapi biar mereka tidak
khawatir,” ungkap Mujiyanto, Sabtu (3/11).
Meski sering mengeluarkan embusan, kondisi tersebut justru dinilai
aman. Pasalnya gas magma dari perut Merapi bisa keluar dan sehingga
energinya tidak besar. Beda halnya bila asap tidak keluar, maka akan
menyimpan energi yang besar dan membahayakan karena bisa terjadi
letusan.
Diakui Muji, hingga saat ini belum ada sosialisasi ke masyarakat di
lereng Merapi terkait perubahan kharakter oleh pemerintah daerah. ”Sama
sekali belum tersosialisasikan,” tandasnya.