Sejumlah petani di Desa Pandeyan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten
Boyolali terpaksa menunda menanam padi pada musim tanam. Hal itu
disebabkan petani was-was lantaran saluran irigasi belum lancar seiring
pembangunan Tol Solo-Kertosono (Soker).
Salah satu penggarap sawah di Desa Pandeyan, Ngadiyono, 55,
mengatakan dirinya terpaksa menunda menanam padi hingga saluran air
dipastikan aman bagi tanaman.
“Lahan garapan saya keluberan air dan lagi traktor untuk mengolah
tanah tak bisa masuk karena tak ada jalan, ada jalan dari muka jalan
besar tapi melintasi sawah yang sudah ditanami,” jelasnya kepada Solopos.com, Selasa (11/12/2012).
Petani lainnya, Ratmin, 50, menjelaskan saluran irigasi yang terkena
jalur tol telah diganti. Sayangnya, saluran baru dikatakannya belum
berfungsi sebagaimana sebelum proyek tol dilangsungkan. “Ada itu punya
Pak Parmin yang padinya mati karena keluberan air.”
Semestinya, lanjut Ratmin, saluran irigasi mampu menopang sirkulasi
air. Saluran ideal itu dijelaskannya bisa mengalirkan air ke lahan
pertanian secukupnya dilengkapi saluran pembuangan air jika dinilai
pasokan cukup. “Harusnya air lewat tak sampai kembeng. Untuk punya saya memang belum tanam karena tak bisa ditanami lahannya, karena kondisi seperti itu,” tandasnya.
Sementara Wongso Surip, 88, petani di Desa Donohudan, Ngemplak,
menerangkan kasus irigasi sawah sebelah selatan jalur tol dan berbeda
dengan sawah di sebelah utara tol.
“Yang utara malah terlalu banyak air sebaliknya yang selatan
kekurangan. Harapannya ya dibangun jalan bagus tapi irigasinya juga
harus bagus.”
Sebelumnya, Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air (GP2A)
Waduk Cengklik, Samidi, mengungkapkan desain irigasi yang dibangun
pelaksana tol Soker tak sesuai dengan desain irigasi sebelumnya.
Lantaran dianggap menyalahi aturan pengelolaan sumber daya air, saluran
irigasi baru itu diminta Samidi dibongkar paling lambat 15 Desember 2012
ini.
Sumber :http://www.solopos.com/2012/12/12/irigasi-kacau-petani-di-pandeyan-tunda-tanam-padi-356860