Alokasi dana desa (ADD) Boyolali tahun ini meningkat 50 persen
dibanding ADD 2012. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan warga diminta
turut mengawasi jalannya pelaksanaan pemerintahan desa untuk mencegah
penyelewengan dana tersebut.
Bupati Boyolali Seno Samodro
mengatakan 30 persen dari nilai ADD itu digunakan sebagai tambahan
penghasilan perangkat desa. Selebihnya, anggaran dipergunakan untuk
pembangunan. “Ini naik dan berlaku ke seluruh desa di Boyolali,” kata
Seno di depan wartawan, pekan ini.
Tingkat kenaikan ADD itu,
lanjut dia, tidak berlaku bagi desa yang dinilai memiliki potensi
pendapatan desa tinggi. Dia menyontohkan hal itu seperti di Desa Kebon
Bimo, yakni memiliki pendapatan tinggi lantaran ditopang potensi Objek
Wisata Tlatar.
Sebelumnya, Wakil Bupati Boyolali Agus Purmanto
menerangkan ADD 212 sekitar Rp36 miliar. “Tahun lalu Rp36 miliar, jadi
naik 50 persen. Total desa di Boyolali ada 261,” katanya kepada
Solopos.com.
Agus berharap pemerintahan desa dengan dukungan ADD
itu dikawal bersama-sama. Salah satunya, dia berpesan kepada para
anggota BPD yang belum lama ini serentak dilantik untuk cermat mengawasi
hal tersebut.
“BPD termasuk ujung tombak pemerintahan, desa kan
juga pemerintahan. Maka, BPD harus juga peka dalam mengembangkan
wilayah, harus tahu aspirasi warganya sehingga program-program
pemerintah seperti ini tepat sasasaran,” tandasnya.
Dia menyebut
ADD juga bertujuan pemerataan, mengangkat desa-desa yang dianggap masih
tertinggal dalam pembangunan. Dia tak mengelak wilayah utara Boyolali
masih belum setara dalam hal pembangunan dengan bagian selatan.
Mengenai
hal itu, Agus menyebut faktor utamanya adalah sumber daya manusia
(SDM). “Tergantung SDM. Di utara bukan berarti tak ada SDM yang baik
tapi permasalahan di sana adalah minat warga [yang dinilai berkualitas]
menjadi perangkat masih minim, ditambah faktor geografi yang berat,”
tukasnya.
Sumber : http://www.solopos.com/2013/01/04/add-2013-boyolali-naik-50-364704