Di tengah deru kendaraan yang hilir mudik, tawa riang terdengar dari
tepi Jl Raya Ngemplak-Pandeyan RT 003/006, Pandeyan, Ngemplak, Boyolali,
saat Solopos.com melintas Selasa (1/1/2013) pagi. Sumber suara tersebut berasal areal persawahan milik warga yang terendam banjir.
Banjir
yang sedianya menjadi musibah bagi pemilik lahan yang tergenang,
menjadi berkah tersendiri bagi tiga sekawan asal Dusun Tambas,
Kismoyoso, Ngemplak. Ketiga anak usia sekolah dasar tersebut bersuka
cita memanfaatkan area sawah yang tergenang menjadi lahan untuk
berenang.
Diki Prasetyo Aji, 8, tampak asyik melompat dari
jembatan bambu menuju ke sawah yang terendam. Usai melompat, Diki
berenang mengitari tepi sawah yang cukup dalam. Sesekali siswa Kelas II
MI Muhammadiyah Tambas tersebut, bercanda bersama dua temannya, Feri 10,
dan Pakri, 8, di dalam area kolam renang dadakan setinggi dadanya
tersebut.
Tak mau ketinggalan, Feri, 10, juga memanfaatkan saluran
pembuangan bendungan sungai yang membeludak sebagai arena seluncuran.
Meskipun seluncuran hanya sepanjang satu meter, namun tak mengurangi
keseruan permainan dadakan tiga sekawan tersebut.
Diki yang
mengendarai sepeda sejauh satu kilometer dari rumahnya, mengaku
sebelumnya hanya berniat memancing di kali. Namun melihat genangan air
di sawah, dia bersama dua orang temannya terpikat untuk berenang.
“Tadinya hanya mau memancing. Tapi melihat genangan air, jadi ingin
berenang. Kalau berenang di kolam renang harus bayar, saya tidak punya
uang. Jadi berenang di sini saja. Gratis. Nanti sampai di rumah mandi,
jadi tidak perlu khawatir terserang gatal,” ujarnya polos. Seusai
berenang, ketiga bocah tersebut memancing di tepi kali. Untuk
mengeringkan badan dan celana, ketiganya duduk di tangga menara pandang
milik bekas restoran di Jl Raya Ngemplak-Pandeyan.
Penggarap lahan
pertanian yang tergenang, Warto, 70, menuturkan beberapa anak dari Desa
Pandeyan dan Kismoyoso memang kerap memanfaatkan sawah yang tergenang
tersebut untuk berenang dan memancing. “Itu sudah sering. Biasanya
anak-anak memancing, kalau tidak ya berenang,” ungkapnya. Warto mengaku,
areal persawahan yang terletak di tepi proyek pembangunan Jalan Tol
Solo-Kertosono tersebut kerap tergenang air saat musim penghujan. “Sudah
berkali-kali terendam air, biasanya kalau hujan deras,” keluhnya.
Kepala
Desa Pandeyan, Sukasno, mengaku pihaknya sudah menghubungi pihak Satker
proyek pembangunan jalan tol Soker untuk memperbaiki saluran air yang
tersumbat. “Saluran air sudah dibenahi oleh pihak Satker. Tapi karena
hujan dan debit airnya cukup banyak, jadi 7 patok-10 patok sawah kembali
terendam,” pungkasnya.
Sumber : http://www.solopos.com/2013/01/01/banjir-anak-anak-pun-manfaatkan-sawah-yang-tergenang-untuk-berenang-363743